PERCOBAAN
I
DEKOMPOSISI
TERMAL KARBONAT
I.
TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini
adalah agar mahasiswa dapat mempelajari pendekomposisian natrium hidrogen
karbonat melalui pemanasan dan titrasi menggunakan hidrogen klorida.
II.
DASAR TEORI
Dekomposisi thermal karbonat merupakan
proses penguraian karbonat
yang diuraikan dengan cara pemanasan. Penguraian karbonat ini akan
menghasilkan dua senyawa sederhana pada saat pemanasan Hidrogenkarbonat Golongan 1 cukup
stabil dalam wujud padat, walaupun mudah terdekomposisi jika dipanaskan.
Seperti untuk natrium hidrogenkarbonat:
2NaHCO3(s) + Na2CO3(s) CO2(g) + H2O(l)
2NaHCO3(s) + Na2CO3(s) CO2(g) + H2O(l)
Pada
saat pemanasan NaHCO3 akan terurai melepaskan CO2 dan H2O,
sehingga yang tersisa hanyalah natrium karbonat dalam bentuk padatan Untuk basa
lemah yang memiliki pH di bawah 7 indikator yang sering digunakan adalah metil
merah (4,2 – 6,2) dan metil oranye (3,1 – 4,4). Na2CO3
merupakan garam yang basa lemah maka pada percobaan ini menggunakan indikator
metil oranye. Karena dalam melakukan titrasi kita harus menggunakan indikator
yang berubah warna disekitar titik ekivalen dari titrasi (Clark, 2010).
Asam
karbonat merupakan salah satu contoh senyawa yang mengandung karbon. Terdapat
dua jenis garam-garam karbonat yang dapat diperoleh dengan cara netralisasi
larutan asam karbonat yaitu hidrogen bikarbonat HCO3- yang diperoleh dari hasil parsial netralisasi
dari karbonat CO32- hasil dari netralisasi yang lengkap.
Dalam percobaan ini mahasiswa akan mendekomposisi NaHCO3 yang
diketahui massanya menjadi Na2CO3 lalu menimbang beratnya
kemudian membandingkan massa Na2CO3 prediksi berdasarkan
kuantitas awal dari NaHCO3. Dari hasil ini maka persen konversi dari
NaHCO3 menjadi Na2CO3 dapat dihitung, larutan
Na2CO3 dapat juga dititrasi dengan HCl yang diketahui
konsentrasinya untuk mendapatkan nilai kedua dari massa Na2CO3 yang
dihasilkan dari dekomposisi termal. Perkembangan mengenai cara-cara bagaimana
industri-industri memperoleh natrium karbonat mengilustrasikan bahwa betapa pentingnya
faktor-faktor ekonomi dan lingkungan dalam proses kimia industri (Penanggung
Jawab Mata Kuliah, 2011).
Pada
percobaan ini akan mendekomposisi NaHCO3 yang diketahui massanya
menjadi Na2CO3 lalu menimbang beratnya kemudian
membandingkan massa Na2CO3 prediksi berdasarkan kuantitas
awal dari NaHCO3, maka dari hasil ini persen konversi dari NaHCO3
menjadi Na2CO3 dapat dihitung. Larutan Na2CO3
dapat dititrasi dengan HCl yang diketahui konsentrasinya untuk mendapatkan
nilai kedua dari massa Na2CO3 yang dihasilkan pada
dekomposisi termal (Penanggung Jawab Mata Kuliah, 2011)
Pada
percobaan ini, Na2CO3 dititrasi dengan menggunakan
larutan HCl standar. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya telah
ditetapkan secara akurat (Buku Ajar Kimia Analitik I, 2006)
Larutan
Na2CO3 dititrasi dengan larutan HCl karena Na2CO3
merupakan garam yang bersifat basa karena merupakan garam yang dihidrolisis
dari asam lemah H2CO3 dengan basa kuat NaOH. Garam yang
berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan
bersifat basa (Purba, 2002)
III.
ALAT DAN BAHAN Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah sebagai berikut :
a)
Alat
1.
Erlenmeyer 100 mL
2.
Gelas kimia 100 mL
3.
Tabung reaksi
4.
Rak tabung reaksi
5.
Pipet tetes
6.
Klem dan statif
7.
Buret
8.
Pipet gondok 25 mL
9.
Karet penghisap
10. Batang
pengaduk
11. Penjepit
tabung
12. Neraca
digital
13. Penangas
listrik
14. Botol
semprot
15. Labu
ukur 100 mL
16. Gelas
ukur
17. Corong
b)
Bahan
1.
Padatan NaHCO3
2.
Larutan HCl 0,1 M
3.
Larutan indikator metil oranye
4.
Aquades
IV.
PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
D1.
Dekomposisi Termal NaHCO3
1.
Menimbang sebuah tabung reaksi yang
bersih dan kering, lalu mencatat beratnya. Kemudian menambahkan 1,06 gram
padatan NaHCO3 dan mencatat massa dari NaHCO3 yang
ditambahkan ke dalam tabung reaksi.
2.
Memanaskan tabung reaksi yang berisi
padatan NaHCO3 dengan menggunakan penjepit tabung di atas penangas
listrik secara hati-hati. Setelah terdapat uap pada leher tabung, memanaskannya
secara hati-hati untuk menguapkan air yang terkondensasi tersebut sehingga
tabung reaksi dan padatan yang ada di dalamnya dalam keadaan kering.
3.
Membiarkan sejenak untuk mendinginkan
tabung reaksi dan isinya (pada temperatur kamar) dengan meletakkan tabung
reaksi pada rak tabung reaksi, lalu menimbang dan mencatat massanya.
4.
Menghitung NaHCO3 + Na2CO3yang
tidak bereaksi.
D2. Titrasi Na2CO3
dengan HCl
1.
Menambahkan beberapa mL air destilat ke
dalam tabung reaksi yang berisi padatan hasil tahapan D1, lalu menuangkannya ke
dalam gelas kimia dan membilasnya dua sampai tiga kali. Kemudian memanaskan di
atas penangas listrik sambil mengaduknya secara hati-hati untuk melarutkan padatan
Na2CO3.
2.
Menuangkan larutan tersebut ke dalam
labu ukur 100 mL dan mengencerkan larutan tersebut hingga 100 mL. Kemudian
mengambil 10 mL dari larutan tersebut dan mengencerkannya lagi menjadi 100 mL.
3.
Mengambil 25 mL larutan yang berada
dalam labu ukur dengan menggunakan pipet gondok, lalu memasukkannya ke dalam
erlenmeyer I.
4.
Menyiapkan buret dan mengisi buret
dengan larutan HCl standar dan mengalirkan sedikit larutan untuk mengeluarkan
udara kosong dan mencatat volume larutan dalam buret.
5.
Menambahkan 2 tetes indikator metil
oranye ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan Na2CO3,
lalu menitrasinya dengan larutan HCl standar.
6.
Mencatat volume HCl standar yang
digunakan untuk menitrasi larutan Na2CO3 dan mengamati
perubahan warna yang terjadi.
7.
Mengulangi langkah 3-6 untuk erlenmeyer
II.
V.
HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan yang
diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
Hasil
Pengamatan :
Dekomposisi
Termal NaHCO3
Ø Berat
tabung =
18,70 gram
Ø Massa
NaHCO3 yang ditambahkan =
1,06 gram
Ø Berat
tabung reaksi + NaHCO3 sebelum dipanaskan = 19,76 gram
Ø Berat
tabung reaksi + NaHCO3 sesudah dipanaskan = 19,56 gram
Ø Massa(Na2CO3
+ NaHCO3 yang tidak bereaksi) =
0,86 gram
Titrasi Na2CO3 dengan
HCl
·
Titrasi 1
Volume Na2CO3 = 25 mL
Volume HCl = 3,5 mL
Warna larutan sebelum dititrasi = kuning
Warna larutan setelah dititrasi = oranye
·
Titrasi 2
Volume Na2CO3 = 25 mL
Volume HCl =
3,5 mL
Warna larutan sebelum dititrasi = kuning
Warna larutan setelah dititrasi = oranye
·
Perhitungan :
Dekomposisi Termal NaHCO3
Mol NaHCO3
Mol Na2CO3 = x mol natrium bikarbonat
= x 0,01 mol = 5 x 10-3 mol
Massa Na2CO3 = n
Na2CO3 x Mr Na2CO3
= 5x10-3
mol x 106 gram/mol
= 0,53 gram
Titrasi Na2CO3 +
HCl
·
Erlenmeyer 1
V. Na2CO3 x [Na2CO3] =
V. HCl x [HCl]
V Na2CO3
= 0,082 N
Massa Na2CO3 = [Na2CO3]
x V Na2CO3 x BE Na2CO3
=
0,014 N x 0,025 mL x 53 gram/ekiv
=
0,018 gram
·
Erlenmeyer 2
V. Na2CO3 x [Na2CO3] = V. HCl x [HCl]
V Na2CO3
= 0,024 N
Massa Na2CO3 = [Na2CO3]
x V Na2CO3 x BE Na2CO3
=
0,012 N x 0,025 mL x 53 gram/ekiv
=
0,015 gram
Rata-rata
massa Na2CO3 hasil titrasi
=
0,016 gram
VI.
PERSAMAAN REAKSI
NaHCO3(s) Na2CO3(s) + H2O(aq)
+ CO2(g)
Na2CO3(s)
+ HCl(l) NaCl(aq)
+ H2O(aq) + CO2(g)
VII.
PEMBAHASAN
Asam karbonat
merupakan salah satu contoh senyawa yang mengandung karbon. Karbonat juga
merupakan golongan I yang paling tidak larut adalah litium karbonat. Dalam
karbonat terdapat dua jenis garam-garam karbonat yang dapat diperoleh
dengan cara netralisasi larutan asam karbonat yaitu, hidrogen bikarbonat HCO3-
yang diperoleh dari hasil parsial netralisasi dari karbonat CO32-
hasil dari netralisasi yang lengkap (Tim pengajar, 2009)
A.
Dekomposisi Termal Karbonat
Dekomposisi termal karbonat adalah
proses penguraian karbonat dengan cara pemanasan. Pada perlakuan ini
pertama-tama menimbang sebuah tabung reaksi yang bersih dan
kering, yaitu 18,70 gram. Kemudian menambahkan 1,06 gram padatan NaHCO3
sehingga massa dari tabung reaksi yang ditambahkan NaHCO3 menjadi
19,76 gram. Lalu memanaskan tabung reaksi yang berisi padatan NaHCO3 dengan
menggunakan penjepit tabung di atas penangas listrik secara hati-hati.
Pemanasan ini bertujuan untuk menguapkan kandungan air yang terdapat dalam
padatan NaHCO3 dan juga mempercepat reaksi. Setelah terdapat uap
pada leher tabung, memanaskannya secara hati-hati untuk menguapkan air yang
terkondensasi tersebut sehingga tabung reaksi dan padatan yang ada di dalamnya
dalam keadaan kering. Lalu membiarkan sejenak untuk mendinginkan tabung reaksi
dan isinya (pada temperatur kamar) dengan meletakkan tabung reaksi pada rak
tabung reaksi, lalu menimbang dan mencatat massanya. Massa yang diperoleh setelah
pemanasan yaitu 19,56 gram. NaHCO3 ketika dipanaskan menghasilkan Na2CO3,
H2O, dan gas CO2. Sehingga dapat diketahui massa Na2CO3
dan NaHCO3 yang tidak bereaksi sebanyak 0,86 gram. Hasil yang
diperoleh pada percobaan berbeda dengan yang ada pada literatur (Chaterine,
2009).
Secara
teoritis massa Na2CO3 adalah 0,53 gram. Perbedaan ini
disebabkan adanya kesalahan pada saat melakukan percobaan, yaitu pada saat
pemanasan yang terlalu cepat sehingga tidak semua kandungan air dalam padatan
NaHCO3 menguap. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah
metode gravimetri, yaitu metode analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan
pemisahan dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentuk dalam bentuk yang
semurni mungkin (Tutus, 2009).
B.
Titrasi Na2CO3 dengan
HCl
Pada perlakuan ini metode yang digunakan
adalah titrimetri, yaitu metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran
pada titrasi. Pada percobaan ini perlakuan pertama adalah menambahkan beberapa
mL aquades ke dalam tabung reaksi yang berisi padatan hasil tahapan D1, lalu
menuangkannya ke dalam gelas kimia dan membilasnya dua sampai tiga kali lalu
menuangkannya kembali ke dalam gelas kimia. Pembilasan sebanyak dua sampai tiga
kali bertujuan untuk memastikan bahwa semua padatan Na2CO3
larut dalam air dan tidak tersisa pada dinding tabung reaksi sehingga massa
padatan Na2CO3 yang bereaksi tidak mengalami pengurangan.
Kemudian memanaskan sambil mengaduknya secara hati-hati untuk melarutkan
padatan Na2CO3 sehingga larutan menjadi bening. Hasil
yang diperoleh berbeda dengan teori. Dalam teori, ketika padatan Na2CO3
dicampurkan dengan air maka hasilnya keruh karena sifatnya yang sukar larut
dalam air. Namun pada percobaan ini hasil yang diperoleh larutan menjadi
bening. Hal ini dikarenakan pengaruh pemanasan pada saat melarutkan padatan yang
menyebabkan reaksi berlangsung cepat sehingga kekeruhan pada larutan menjadi
bening (Rohaeti, 2008).
Perlakuan selanjutnya adalah mengencerkan
larutan tersebut hingga 100 mL. Kemudian mengambil 10 mL dari larutan tersebut
dan mengencerkannya lagi menjadi 100 mL. Pengenceran yang dilakukan sebanyak
dua kali ini akan menurunkan konsentrasi larutan Na2CO3.
Sehingga konsentrasi titran dan titrat berbeda. Konsentrasi titran yaitu
larutan HCl standar adalah 0,1 N sedangkan konsentrasi titrat yaitu larutan Na2CO3
adalah 0,01 N.Perbedaan konsentrasi ini menyebabkan volume titran yang
digunakan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan volume titrat saat mencapai
titik ekivalen. Lalu mengambil 25 mL larutan yang berada dalam labu ukur dengan
menggunakan pipet gondok, dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer 100 mL. Setelah
itu menyiapkan buret. Kemudian mengisi buret dengan larutan HCl standar dan
mengalirkan sedikit larutan untuk mengeluarkan udara kosong dan mencatat volume
larutan dalam buret. Selanjutnya menambahkan 2 tetes indikator metil oranye ke
dalam erlenmeyer yang berisi larutan Na2CO3, lalu
menitrasinya dengan larutan HCl standar. Larutan HCl standar adalah larutan HCl
yang telah diketahui konsentrasinya secara akurat. Larutan HCl yang digunakan
pada percobaan ini memiliki konsentrasi 0,1 M. Kemudian mencatat volume HCl
standar yang digunakan untuk menitrasi larutan Na2CO3 dan
mengamati perubahan warna yang terjadi. Titrasi ini merupakan standaraisasi
sekunder karena dilakukan dengan menggunakan larutan standar primer HCl 0,1 M. Larutan Na2CO3
dititrasi dengan larutan HCl karena Na2CO3 merupakan
garam yang bersifat basa karena merupakan garam yang dihidrolisis dari asam
lemah H2CO3 dengan basa kuat NaOH. Garam yang berasal
dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan
bersifat basa (Purba, 2002).
Pada
titrasi Na2CO3 dengan HCl menggunakan indikator metil
oranye, yang pada awalnya larutan berwarna kuning kemudian mencapai titik akhir
titrasi warnanya berubah menjadi oranye. Pada percobaan ini menggunakan metil
oranye karena metil oranye memiliki trayek pH dari 3,1 – 4,4. Na2CO3
merupakan garam yang bersifat basa lemah yang berasal dari NaOH dan H2CO3
dan kemudian ditambahkan dengan HCl yang merupakan asam kuat sehingga
larutan yang diperoleh bersifat asam. Maka pada percobaan ini menggunakan
indikator metil oranye. Karena dalam melakukan titrasi kita harus menggunakan
indikator yang berubah warna disekitar titik ekivalen dari titrasi (Chaterine,
2009).
Titrasi
dilakukan sebanyak 2 kali dengan volume Na2CO3 yang sama
yaitu 25 mL, dari 2 kali perlakuan diperoleh volume HCl berturut-turut adalah
3,5 mL dan 3,2 mL. Dan dari perhitungan diperoleh massa Na2CO3
untuk kedua perlakuan berturut-turut 0,018 gram dan 0,015 gram. Sehingga berat
rata-rata massa Na2CO3 yang diperoleh dari titrasi adalah
0,016 gram.
Kestabilan antara NaHCO3 dengan Na2CO3
ditinjau dari polaritas yaitu NaHCO3 lebih stabil dan lebih polar karena
mengandung hidrogen dibanding dengan Na2CO3 yang tidak
mengandung unsur hidrogen karena telah mengalami penguapan. Hidrogen karbonat golongan 1
cukup stabil dalam wujud padat, walaupun mudah terdekomposisi jika dipanaskan.
Sebuah ion positif yang kecil memiliki banyak muatan yang tertata dalam sebuah
ruang yang bervolume kecil – khususnya jika ion tersebut memiliki lebih dari
satu muatan positif. Ion ini memiliki kepadatan muatan yang tinggi dan memiliki
efek distorsi yang besar terhadap setiap ion negatif yang terdapat di dekatnya.
Ion
positif yang lebih besar memiliki muatan yang sama seperti ion positif yang
kecil seperti disebutkan di atas, hanya saja muatannya tersebar pada ruang yang
bervolume lebih besar. Kepadatan muatannya lebih rendah, dan menyebabkan efek
distorsi yang lebih kecil terhadap ion-ion negatif di dekatnya. Dua ikatan
tunggal antara karbon-oksigen dan satu ikatan rangkap, dimana dua dari oksigen
masing-masing membawa satu muatan negatif. Sayangnya, pada ion karbonat yang
sebenarnya semua ikatan identik, dan muatan-muatan tersebar pada seluruh ion –
walaupun sebenarnya terpusat pada atom-atom oksigen. Muatan-muatan ini dikatakan
terdelokalisas. Ikatan pada ion karbonat ini mirip dengan ikatan pada
benzen atau pada ion-ion seperti etanoat, hanya saja sedikit lebih rumit. Ion
positif akan menarik elektron-elektron terdelokalisasi dalam ion karbonat ke
arahnya. Ion karbonat menjadi mengutub atau terpolarisasi (Clark, 2010).
VIII. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. NaHCO3 terdekomposisi
menjadi Na2CO3, H2O, dan gas CO2.
2. Na2CO3
ditambahkan dengan HCl terdekomposisi menjadi NaCl, H2O, dan gas CO2
DAFTAR PUSTAKA
Clark, Jim. 2010. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Beberapa Senyawa dari Unsur Golongan 1
/(diakses : 12 November 2011).
Chaterine.
2009. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=NatriumKarbonat/(diakses
: 12 November 2011).
Penanggung Jawab Mata Kuliah. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik 1. Untad Press. Palu.
Purba, Michael. 2002. Kimia SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.
Rohaeti. 2008. Kimia Anorganik Universitas. Wahyu Media. Surabaya.
Tim Dosen Kimia Analitik. 2006. Buku Ajar Kimia Analitik 1. Untad Press.
Palu.
Tim Pengajar. 2009. Kimia Dasar 1. Untad Press. Palu.
Tutus,
Fari. 2009. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=gravimetri/(diakses : 12 November
2011).
LAMPIRAN
1.
Tuliskan
reaksi yang terjadi pada tahapan D1 dan D2!
2.
Dalam
tahapan D2, mengapa sangat penting untuk mentransfer semua Na2CO3
yang terdapat pada tabung reaksi ke dalam labu volumetrik?
3.
Bandingkan
kedua metode perhitungan massa Na2CO3 pada tahapan D1 dan
D2!
Jawab :
1.
NaHCO3(s) Na2CO3(s) + H2O(aq)
+ CO2(g)
Na2CO3(s)
+ HCl(l) NaCl(aq)
+ H2O(aq) + CO2(g)
2.
Pembilasan sebanyak dua sampai tiga kali
bertujuan untuk memastikan bahwa semua padatan Na2CO3
larut dalam air dan tidak tersisa pada dinding tabung reaksi sehingga massa
padatan Na2CO3 yang bereaksi tidak mengalami pengurangan.
3. NaHCO3 terdekomposisi menjadi
Na2CO3, H2O, dan gas CO2 sedangkan Na2CO3
ditambahkan dengan HCl terdekomposisi menjadi NaCl, H2O, dan gas CO2 dengan massa
masing-masing 0,018 gram dan 0,015 gram.
pembahasannya bagus kak, tapi tatanan sistematiknya kurang rapi. sukses slalu...
BalasHapussvaha